Kampiunnews | Jayapura – Setelah menonton debat calon Presiden pada minggu, 7 Januari 2024, saya berkesimpulan bahwa Pemilu Presiden sudah selesai dan pasangan calon Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sudah bisa disimpulkan keluar sebagai pemenang kontestasi.
Basis pemikiran saya berdasarkan pada karakteristik konstituen atau para pemilih di Indonesia. Saya tidak tahu apakah Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan memahami dengan utuh dan jernih karakteristik rakyat Indonesia atau tidak. Kemungkinan mereka berdua paham, tetapi mereka lupa saat debat.
Mayoritas rakyat Indonesia itu, perilaku politiknya banyak ditentukan oleh perasaan hatinya yang akan kuat berbicara dibandingkan pemikirannya atau logikanya. Rakyat Indonesia akan cepat sekali tersentuh hatinya dan akan langsung menampilkan perilaku politik penuh empati kepada orang – orang yang terzolimi, teraniaya, diperlakukan tidak adil, dipermalukan dan direndahkan oleh orang lain di muka umum.
Bercermin dari kasus Pemilu Presiden tahun 2004. Bapak SBY bisa memenangkan kontestasi melawan Megawati dan terpilih sebagai Presiden karena SBY mampu mencitrakan diri, dizolomi dan diperlakukan tidak sopan dan tidak adil. Diberhentikan dari jabatan Menkopolhukam dengan tindakan yang sangat arogan, membuat seluruh staf dan pegawai di kantor Menkopolhukam menangis saat SBY pamit dan dengan penuh tangisan, mereka mengantar SBY ke halaman parkiran untuk meninggalkan kantor Kemenkopolhukam. Rakyat Indonesia pun ikutan sedih dan terenyuh hatinya menyaksikan peristiwa itu. Rakyat Indonesia kemudian memilih SBY – Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden tahun 2004.
Demikian pula dengan Presiden Jokowi. Belum perna ada pemimpin negara di dunia yang selama satu dekade kepemimpinannya, mendapat banyak sekali serangan kata – kata hinaan, fitnah, caci maki, olok – olokan, bullying, dan semua kata – kata dari lubang neraka, untuk mempermalukan dirinya di ruang publik. Presiden Jokowi dengan kebesaran jiwa, dan kelapangan hatinya, menerimah semua kata – kata dari lubang neraka tersebut, dan terus setia dan tak kenal lelah mengabdikan hidupnya memimpin dengan contoh dan keteladanan.
Alhasil, di akhir kepemimpinannya, Presiden Jokowi mendapat apresiasi dan dukungan kepuasan publik sangat tinggi terhadap kinerjanya dari rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia memberikan dukungan moril dan kepercayaan kepada Presiden Jokowi karena mereka sayang dan berempati dengan kekuatan jiwa dan ketabahan hati Presiden Jokowi dalam menghadap semua ujaran kebencian, permusuhan dan penghinaan yang dialamatkan kepadanya.
Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo sepertinya tidak memetik hikmah dan pelajaran dari karakteristik rakyat Indonesia seperti ini. Mereka berdua menampilkan gimmik yang menghina dan merendahkan Prabowo Subianto di muka umum, saat debat putaran ketiga Calon Presiden.
Mereka berdua memberikan penilai buruk terhadap kinerja Prabowo sebagai menteri Pertahanan dalam kabinet Presiden Jokowi. Anies memberikan angka 11 dari angka 100, Ganjar memberikan angka 5 dari angka 10. Lalu mereka berdua melemparkan ketawa bersama, di depan Prabowo yang terdiam membisu. Sedih juga lihat wajah Bapak Prabowo.
Merendahkan seorang Menteri Pertahanan Republik Indonesia dengan kinerja terbaik di kabinet Presiden Jokowi, di muka publik seluruh indonesia, menurut hemat saya, suatu tindakan dari kedua sosok calon Presiden Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗲𝗺𝗶𝗹𝗶𝗸𝗶 𝗮𝗱𝗮𝗯 𝗱𝗮𝗻 𝗲𝘁𝗶𝗸𝗮 𝗸𝗲𝘁𝗶𝗺𝘂𝗿𝗮𝗻 yang tidak patut untuk diteladani.
Rakyat Indonesia saat ini, tidak akan mau memilih pemimpinya atau Presidennya yang hanya memiliki ilmu, tetapi tidak memiliki adab dan etika. Indonesia tidak butuh pemimpin berilmu tinggi, tetapi tanpa adab. Kalau hanya sekedar memiliki ilmu atau pintar saja, iblis jauh lebih pintar dan lebih berilmu.
Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo telah melakukan blunder politik dengan merendahkan dan menghina Prabowo Subianto di muka umum. Anies dan Ganjar hanya mengulang kesalahan yang sama, yang dilakukan oleh Megawati dan Taufik Kiemas kepada SBY saat Pemilu 2004.
Setelah debat Pilpres putaran ketiga kemarin, 7 Januari 2024, saya berani berasumsi bahwa 16 persen suara massa mengambang (floating mass) yang selama ini belum menentukan pilihan, akan segera mereka menentukan pilihan, mendukung Calon Presiden Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Prabowo Subianto telah sukses memenangkan hati dan pikiran mayoritas pemilih di Indonesia, paska debat Capres kemarin. 𝗣𝗲𝗿𝗶𝗹𝗮𝗸𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗱𝗮𝗯 𝗱𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗿𝗲𝘁𝗶𝗸𝗮 𝗔𝗻𝗶𝗲𝘀 𝗱𝗮𝗻 𝗚𝗮𝗻𝗷𝗮𝗿 𝗸𝗲𝗽𝗮𝗱𝗮 𝘀𝗲𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝘀𝗲𝗽𝘂𝗵 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗼𝗸𝗼𝗵 𝗯𝗮𝗻𝗴𝘀𝗮, 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗷𝗮𝗸 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗺𝘂𝗱𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗺𝗲𝗺𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗿𝘂𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗻𝘆𝗮𝘄𝗮𝗻𝘆𝗮 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗸𝗲𝗹𝗮𝗻𝗴𝘀𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗥𝗲𝗽𝘂𝗯𝗹𝗶𝗸 𝗶𝗻𝗶, adalah suatu political game yang melapangkan jalan sang Jenderal Kopassus merebut kursi Presiden Indonesia.
Game is over. Pemilu Presiden sudah selesai. Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka pemenangnya. Terimkasih untuk Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo yang sudah ikut meramaikan kontestasi Pilpres tahun 2024. Sampai bertemu di Pemilu berikutnya.