Kampiunnews|Jakarta – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menyiapkan program beasiswa pendidikan bagi 150 ribu guru yang belum memiliki jenjang pendidikan D4 atau S1, yang akan mulai berjalan pada tahun 2026.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa pihaknya telah mengalokasikan anggaran khusus untuk program tersebut dalam APBN 2026.
“Tahun depan kami sudah mengalokasikan beasiswa bagi 150 ribu guru yang belum memiliki gelar D4 atau S1, dan program ini sudah masuk dalam anggaran tahun 2026,” ujar Mu’ti dalam kegiatan Taklimat Media Setahun Kemendikdasmen di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025) malam.
Mu’ti menjelaskan bahwa beasiswa ini akan diberikan melalui mekanisme Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), yang memungkinkan guru untuk mendapatkan pengakuan atas pengalaman dan kompetensi yang telah dimiliki.
Lebih lanjut, Kemendikdasmen pada tahun 2025 telah memberikan beasiswa kepada 12.500 guru dengan nominal Rp3 juta per semester. Para penerima beasiswa tersebut kini telah memulai proses pembelajaran di sejumlah perguruan tinggi mitra.
“Harapan kami, dalam satu tahun program ini bisa selesai dan para penerima beasiswa dapat diwisuda pada tahun yang akan datang,” tambahnya.
Selain program RPL, Mu’ti juga mengungkapkan bahwa Kemendikdasmen akan memperluas program Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada tahun depan dengan target lebih dari 800.000 peserta.
“Tahun ini target 600.000 guru untuk PPG sudah terpenuhi dan sedang berjalan. Tahun depan jumlahnya akan meningkat menjadi sekitar 808.000 guru,” jelas Mu’ti.
Sebelumnya, Kemendikdasmen telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan berbagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam rangka mempercepat pemenuhan kualifikasi pendidikan minimal D4/S1 bagi guru, terutama guru PAUD dan SD.
“Program ini menunjukkan komitmen kami dan komitmen Bapak Presiden untuk meningkatkan kualitas sekaligus kesejahteraan guru. Jadi kalau ada yang mengatakan guru tidak diperhatikan, inilah buktinya. Tahun ini sebanyak 12.500 guru sudah terdaftar untuk belajar di perguruan tinggi mitra,” tegas Mu’ti.