Kampiunnews|Jakarta – Kegagalan Timnas Indonesia dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 pekan lalu masih menyisakan kekecewaan mendalam di kalangan pecinta sepak bola nasional. Publik kini menuntut pelatih kepala Patrick Kluivert untuk mundur dari jabatannya dan meninggalkan Indonesia.
Mantan pemain Galatama Perkesa Sidoarjo dan Niac Mitra, Freddy Muli, menilai desakan tersebut wajar mengingat performa tim Garuda di putaran keempat kualifikasi jauh dari harapan.
“PSSI harus melihat fakta dan mendengar suara publik. Saya kira tuntutan agar Patrick Kluivert mundur sangat tepat dan bukan tanpa alasan. Publik sudah menilai secara objektif terhadap kualitas kerja Kluivert dan stafnya,” ujar Freddy Muli, mantan stoper Timnas Indonesia, Selasa (14/10/2025).
Freddy menilai Kluivert gagal melanjutkan fondasi kuat yang telah dibangun Shin Tae-yong. Dalam lima bulan masa kepemimpinannya, mantan striker Barcelona dan Timnas Belanda itu belum mampu memberikan hasil memuaskan.
Dalam dua laga terakhir, Indonesia kalah 2–3 dari Arab Saudi dan tumbang 0–1 dari Irak, yang sekaligus menutup peluang Garuda untuk tampil di Piala Dunia 2026 di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Desakan publik agar PSSI segera memulangkan Kluivert dan stafnya ke Belanda pun semakin keras terdengar. Meski kontraknya masih berlaku hingga tahun depan, kepercayaan publik terhadap jajaran pelatih asal Belanda itu disebut sudah menurun drastis.
Freddy juga menyoroti kerja sama PSSI dengan federasi sepak bola Belanda (KNVB) yang menjadi payung kedatangan Kluivert dan timnya. Ia menilai, PSSI perlu meninjau ulang efektivitas kerja sama tersebut.
“Kalau PSSI berani memecat Shin Tae-yong yang baru memperpanjang kontrak, kenapa harus takut menghentikan kerja sama dengan Patrick Kluivert? Di Belanda banyak pelatih yang jauh lebih kompeten. Mencari pengganti Kluivert tidak akan sulit, asal PSSI jangan salah pilih lagi,” tegas pemain yang berjaya di era Galatama..
Suporter dan DPR Ikut Bersuara
Desakan agar Kluivert mundur juga datang dari kelompok suporter La Grande Indonesia, salah satu basis pendukung garis keras Timnas. Mereka mengajukan tuntutan tegas setelah skuad Garuda gagal melangkah ke putaran final Piala Dunia 2026.
Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala dan PSSI sebagai federasi sepak bola nasional menjadi sasaran utama kritik dan tuntutan tersebut.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menilai wajar munculnya dorongan agar Kluivert mundur dari posisinya saat ini.
“PSSI harus melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk terhadap tim kepelatihan. Tentu desakan ini muncul karena kekecewaan masyarakat terhadap strategi yang diterapkan saat menghadapi Arab Saudi dan Irak,” ujar Lalu Hadrian kepada wartawan, Senin (13/10/2025).
Ia menambahkan, hasil buruk itu seharusnya menjadi pelajaran penting bagi federasi. Meski desakan publik dianggap wajar, keputusan akhir tetap berada di tangan PSSI.
“PSSI harus melihat hasil kemarin sebagai pembelajaran berharga. Saya kira wajar masyarakat mendesak pelatih untuk mundur. Tapi pada akhirnya, semua keputusan ada di tangan PSSI,” pungkasnya.