Kampiunnews | Jakarta – Di balik gemerlap indahnya industri fashion di Tanah Air, ternyata tersimpan kenyataan pahit berupa sampah yang nyata dan dianggap bisa merusak lingkungan. Namun, Gregorius Widharsana, seorang entrepreneur muda yang memulai usahanya empat tahun silam dengan mendirikan thrift shop di Rennes, Prancis, melihat potensi besar dalam limbah tersebut. Di tangannya, sampah plastik yang tidak enak dipandang diubah menjadi karya high-fashion bernilai tinggi dengan branding “Défilé Sauvage” (DS). Dengan menggunakan kain perca dan barang-barang yang dianggap sampah, ia menciptakan busana yang layak ditampilkan dalam peragaan fashion show bergengsi di DBOTANICA MALL (BTC Fashion Mall) bekerjasama dengan LKP Nuning Bandung dan Sekolah Modeling Ines Bandung, Kamis (17/10/2024).
Setelah melanglang buana di Prancis, kini Gregorius Widharsana kembali ke Indonesia, membawa visinya yang unik tentang mode berkelanjutan. Ia menampilkan peragaan busana yang menggunakan bahan dasar sampah, seperti plastik dan kain perca, yang diolah menjadi karya-karya fashion berkualitas tinggi. Melalui koleksinya, Gregorius ingin menunjukkan bahwa sampah yang selama ini dianggap tidak bernilai, dapat diubah menjadi produk fashion yang memiliki daya jual tinggi dan ramah lingkungan, sekaligus menginspirasi industri fashion Tanah Air untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
“Kami masih mempertimbangkan lagi untuk membuka cabang di Indonesia, mengingat market di Indonesia masih sulit,” ujar Gregorius Widharsana.
Meskipun antusiasme terhadap fashion berkelanjutan terus meningkat, tantangan pasar lokal menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dengan matang. Greg berharap bahwa melalui peragaan busana dan edukasi yang ia lakukan, kesadaran masyarakat akan pentingnya fashion ramah lingkungan akan semakin berkembang di Indonesia.
Bagi Gregorius Widharsana, brand dengan bahan dasar sampah yang ia kembangkan lebih mengutamakan unsur seni daripada sisi komersialnya. Baginya, setiap karya adalah ekspresi dari kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan. Melalui fashion berkelanjutan, Greg ingin menyampaikan pesan artistik yang mendalam, bahwa dari sesuatu yang dianggap tidak bernilai, seperti sampah, dapat lahir sebuah karya seni yang indah dan bermakna. Fokus utamanya adalah membawa perubahan positif, bukan hanya sekadar keuntungan materi.