Kampiunnews|Jakarta – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto optimistis upaya rasionalisasi jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari sekitar 1.000 menjadi sekitar 200 entitas usaha akan mampu meningkatkan efisiensi serta rasio profitabilitas antara laba dan total aset (Return of Asset/RoA).
Dalam talkshow session pada Grand Finale Dinner Forbes Global CEO Conference di Jakarta, Rabu malam (15/10), Presiden menyampaikan bahwa ia telah memberikan arahan kepada CEO Danantara Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, untuk melaksanakan langkah rasionalisasi tersebut.
“Saya sudah memberikan arahan kepada pimpinan Danantara untuk melakukan rasionalisasi, memangkas dari sekitar 1.000 BUMN menjadi angka yang lebih rasional, mungkin 200, 230, atau 240,” ujar Presiden Prabowo.
Presiden juga meminta manajemen Danantara Indonesia untuk mengelola BUMN dengan standar bisnis internasional, termasuk dalam hal perekrutan talenta terbaik, baik dari dalam maupun luar negeri. Langkah ini, menurut Presiden, menjadi bagian penting dari upaya menjadikan BUMN lebih efisien, transparan, dan berdaya saing global.
Melalui kebijakan tersebut, Presiden berharap rasio Return of Asset BUMN yang sebelumnya hanya berkisar 1–2 persen dapat meningkat signifikan.
“Saya sudah ubah aturannya, sekarang ekspatriat dapat memimpin BUMN kita,” tegasnya.
Lebih lanjut, Presiden Prabowo menyoroti masih adanya jarak antara pelaku ekonomi dan aktor politik di Indonesia. Ia menilai banyak pemimpin politik yang belum sepenuhnya memahami pentingnya efisiensi dan tata kelola bisnis modern.
“Banyak pemimpin politik mungkin takut pada angka atau bisnis. Karena itu, saya mengimbau generasi muda yang ingin menjadi pemimpin politik agar memahami ekonomi dan dunia usaha,” pesan Presiden.
Adapun Forbes Global CEO Conference 2025 merupakan penyelenggaraan ke-23 dari forum bisnis internasional bergengsi tersebut. Forum ini menjadi wadah penting bagi para pemimpin ekonomi dunia untuk memperkuat jejaring, berbagi pandangan, serta menjajaki kerja sama strategis lintas negara.
Kehadiran Indonesia dalam forum ini menegaskan komitmen pemerintah untuk terus berperan aktif dalam membangun arsitektur ekonomi global yang lebih inklusif, transparan, dan berkeadilan.