Kampiunnews | Jakarta – Fashion designer atau perancang busana memang memiliki peran yang sangat penting dalam industri mode. Mereka harus kreatif dan mampu mengubah ide-ide imajinatif menjadi desain yang nyata dan menarik. Selain kreativitas, kemampuan visualisasi juga menjadi kunci agar konsep yang mereka bayangkan bisa divisualisasikan dalam bentuk gambar atau sketsa yang jelas.
Tidak hanya itu, fashion designer perlu terus melakukan riset mengenai tren mode saat ini dan tren yang akan datang. Riset ini membantu mereka memahami apa yang diminati konsumen, bahan apa yang sedang populer, serta gaya atau tema apa yang sedang berkembang di dunia mode. Dengan begitu, mereka bisa menghasilkan pakaian yang tidak hanya menarik secara estetika, tetapi juga relevan dengan kebutuhan pasar.
Gregorius Widharsana, seorang desainer muda Indonesia, membuat gebrakan dengan menampilkan karyanya di Dbotanica Mall, Bandung, pada tanggal 17 Oktober 2024. Melalui label fashion “Défilé Sauvage,” ia menampilkan koleksi yang memadukan kreativitas dan semangat muda, yang dibentuk dari pengalamannya berkarir di kota mode dunia, Paris.
Perjalanan karier Gregorius dimulai empat tahun lalu, ketika ia mendirikan sebuah thrift shop di Rennes, Prancis. Sejak saat itu, usahanya berkembang pesat, dengan dua outlet tambahan di Paris dan Carnage. Keberhasilannya di kancah mode Eropa membuktikan bahwa talenta muda Indonesia dapat bersaing di pasar global, membawa ciri khas unik dan inovatif ke dalam dunia fashion.

Gregorius Widharsana menunjukkan kepiawaiannya dalam merancang busana dengan menggunakan material yang tidak konvensional, seperti sampah plastik dan kain perca, melalui label fashion-nya “Défilé Sauvage (DS).
” Di tangannya, limbah yang tak enak dipandang diubah menjadi karya high-fashion yang penuh nilai estetika. Branding “DS” mencerminkan pendekatannya yang berani dan inovatif, di mana barang-barang yang dianggap sampah dijadikan bahan utama untuk menciptakan busana mewah dan berkualitas tinggi,” ujar Dr. Rahajeng Widya Sekum Perempuan Indonesia Maju (PIM) yang turut menyaksikan fashion show karya Gregorius Widharsana.
Masih menurut Ajeng, kreasi Gregorius tidak hanya memikat secara visual, tetapi juga berkontribusi pada upaya keberlanjutan di industri mode dengan memanfaatkan material daur ulang. Pendekatan ini menempatkannya di garis depan tren fashion ramah lingkungan yang semakin diminati di seluruh dunia.