Kampiunnews | Ogan Ilir – Pemerintah Indonesia kembali menunjukkan komitmen kuat terhadap ketahanan dan kedaulatan pangan melalui pelaksanaan kegiatan tanam padi serentak di Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatra Selatan. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan menjadi bagian dari strategi nasional dalam memastikan ketersediaan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Uniknya, kegiatan tanam padi kali ini memanfaatkan teknologi pertanian modern berbasis drone, yang tidak hanya mempercepat proses tanam tetapi juga meningkatkan efisiensi serta produktivitas lahan pertanian.
Dalam keterangan terpisah, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa kegiatan tanam raya ini dilaksanakan secara serentak di 160 kabupaten di seluruh Indonesia. Mentan menargetkan luas tanam sepanjang April 2025 dapat mencapai 1,3 juta hektare, dengan estimasi produksi padi sebesar 7,5 juta ton gabah.
“Insyaallah produksinya kita target 7,5 juta ton. Kalau dikonversi menjadi beras, itu sekitar 3,5 sampai 4 juta ton. Sementara kebutuhan nasional per bulan hanya sekitar 2,5 juta ton,” ujar Mentan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari roadmap besar menuju swasembada pangan nasional yang mandiri dan berkelanjutan. Pemerintah berharap, dengan peningkatan luas tanam dan pemanfaatan teknologi modern, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat ketahanan pangan dari dalam negeri.
Selain itu, Mentan menyampaikan bahwa serapan beras sampai dengan bulan April menjadi yang tertinggi selama satu dekade. Kemudian, untuk stok beras Mentan Amran juga menyebut bahwa angka tersebut menunjukkan angka yang tinggi yakni 3 juta ton.
“Kita pecah rekor hari ini 3 juta ton dan ini tertinggi selama 20 tahun, bahkan di atas 20 tahun. Tapi data yang kami terima, yang kami dapatkan adalah 20 tahun tertinggi selama 20 tahun stok gudang 3 juta ton lebih. Juga jagung demikian produksi jagung kita cukup tinggi. Insyaallah dengan tanam serempak hari ini kami yakin produksi ke depan lebih tinggi,” lanjutnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan), Zulkifli Hasan turut menyampaikan optimisme tinggi terhadap keberhasilan program tanam serentak ini. Menko Pangan pun meyakini swasembada pangan dapat segera tercapai.
“Artinya sampai 2026 kalau normal saja kita tidak perlu impor lagi. Kalau bahasa terangnya berarti kita yang tadinya 4 tahun, 3 tahun, 2 tahun sampai April kita sudah bisa swasembada,” ucapnya.
Ia juga mendorong adanya program tanam kedua meskipun perbaikan irigasi di beberapa titik masih berjalan. Dengan dukungan cuaca yang diperkirakan tidak akan mengalami kemarau panjang, Menko Zulhas menargetkan produksi pangan 2025 akan melimpah dan stabil.
“Kalau tanam ini digerakkan lagi, irigasi selesai, kemudian tahun ini juga menurut BMKG itu tidak akan ada kemarau yang panjang, maka saya meyakini produksi kita akan berlimpah beras. Jadi kita akan panen besar tahun ini,” kata Menko Pangan.
Kegiatan Tanam Raya ini menjadi simbol semangat baru dalam pembangunan pertanian nasional. Di bawah arahan Presiden Prabowo, pemerintah menegaskan bahwa kedaulatan pangan adalah prioritas utama dalam mewujudkan Indonesia yang mandiri, kuat, dan berdaulat.