Kampiunnews | Jakarta – Pada hari Sabtu, 2 November 2024, suasana di Kristal Hotel Kupang dipenuhi dengan antusiasme dan harapan. Debat kedua calon Wali Kota Kupang dan Wakil Wali Kota Kupang kembali digelar, kali ini mengangkat tema ‘Kota Kupang Menuju Smart City dan Grand City’.
Pada debat kedua Pilwalkot Kupang 2024, salah satu topik yang menjadi perdebatan hangat adalah gagasan Command Center yang diajukan oleh pasangan calon Christian Widodo -Serena Francis. Konsep Command Center ini dimaksudkan sebagai pusat kendali yang memungkinkan masyarakat untuk menyampaikan keluhan dan masukan secara langsung, serta memantau respons pemerintah kota terhadap berbagai isu yang muncul.
Namun, usulan ini mendapat kritik keras dari Jonas Salean, yang menilai gagasan tersebut hanya akan membebani anggaran. mantan Walikota periode 2012 – 2017, mempertanyakan urgensi dan manfaat dari program Command Center ini, yang menurutnya lebih terdengar seperti pemborosan daripada sebuah inovasi yang efektif.
Sementara itu, Serena Francis dalam pernyataannya menekankan bahwa perubahan membutuhkan keberanian untuk mencoba hal-hal baru. “Kota Kupang butuh pemimpin yang optimis. Jangan belum dicoba, kita sudah bilang tidak bisa,” ujar Serena, menanggapi sikap pesimis Jonas.
Polemik mengenai Command Center ini mencerminkan perbedaan pandangan antara kedua pasangan calon dalam memandang inovasi digital untuk pelayanan publik. Apakah konsep ini akan menjadi solusi inovatif bagi Kota Kupang atau justru menjadi beban anggaran, masih menjadi pertanyaan yang mengundang berbagai opini dari masyarakat.
Pada debat pertama, Jonas Salean juga mengkritik keberadaan kapal Dharma Rucitra yang didatangkan oleh Serena Francis untuk melayari perairan Nusa Tenggara Timur (NTT). Jonas Salean menilai bahwa upaya pasangan calon Christian Widodo dan Serena Francis tidak membawa dampak positif yang signifikan bagi pendapatan dan roda ekonomi Kota Kupang.
Namun, penting untuk dicatat bahwa kehadiran kapal tersebut sebenarnya sangat membantu mobilitas masyarakat NTT, memungkinkan mereka untuk melakukan perjalanan dari Kota Kupang ke Ende, dan Surabaya dengan harga yang jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan biaya penerbangan pesawat yang cukup mahal. Dengan demikian, meskipun ada kritik terhadap dampak ekonomi yang dirasakan, kapal ini tetap memiliki peran penting dalam meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat, dan tentunya dapat menambah PAD Kota Kupang.
Jonas Salean juga melontarkan kritik terhadap paslon nomor urut 4, Jefri Riwu Kore. Jefri sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Kupang periode 2017-2024. Menyoroti program smart city yang sempat diperkenalkan pada tahun 2017, Jonas menyatakan bahwa inisiatif tersebut saat ini tidak berjalan optimal. “Saya lihat smart city tahun 2017 itu ada, tapi tidak aktif sekarang. Untuk itu kami akan perbaiki itu ke depannya,” ujar Jonas.
Dalam debat kedua Pilkada Kota Kupang, perbedaan pandangan antara generasi tua dan milenial dalam merumuskan konsep pembangunan semakin mencolok. Jonas Salean, mewakili generasi tua dengan gaya ortodoks, mempertanyakan efektivitas Command Center yang dinilai kurang tepat guna. Di sisi lain, pasangan Christian-Serena yang berjiwa milenial mengusung gagasan inovatif dengan pendekatan yang lebih taktis dan berfokus pada teknologi serta partisipasi warga.
“Anak muda cenderung inovatif dengan cara-cara taktis, sedangkan yang tua lebih pada teks book, masih dengan gaya ortodoks. Pasangan Christian-Serena tanpa beban politik masa lalu, sedangkan empat calon lainnya punya catatan hitam dan putih selama berkarier,” ungkap Gabriel Sola, Ketua Dewan Pembina PADMA Indonesia.
Pernyataan ini mempertegas perbedaan antara pasangan Christian-Serena yang membawa semangat baru tanpa beban sejarah politik, dan kandidat lain yang memiliki rekam jejak panjang dalam karier politik mereka.
Pilkada Kota Kupang diikuti lima pasangan calon yang terdiri dari, paslon nomor 1 Alexander Funay-Isyak Nuka, paslon nomor 2 Jonas Salen-Aloysius Sukardan, paslon nomor 3 George Melkianus Hadjoh- Theodora Ewalde Taek, paslon nomor 4 Jefirtson Riwu Kore (Jeriko)-Lusia Adinda Dua Nurak, paslon nomor 5 Christian Widodo-Serena Cosgrova Francis.